Pesan
Bapak Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan
Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya, seraya
berkata, “Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci
jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah
menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah
perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum”.
Pesan Bapak Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan
Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya, seraya berkata, “Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum
Read more http://kisahmuslim.com/3561-nasehat-indah-untuk-wanita.html
Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya, seraya berkata, “Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum
Read more http://kisahmuslim.com/3561-nasehat-indah-untuk-wanita.html
Pesan Ibu Kepada Anak Perempuannya
Diriwayatkan bahwa Asma binti Kharijah Al-Farzari berpesan kepada anak
perempuannya disaat pernikahannya, “Sesungguhnya engkau telah keluar dari
sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkau ketahui,
juga
menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya. Oleh karena itu jadilah
engkau sebagai bumi baginya, maka dia akan menjadi langit untukmu. Jadilah
engkau hamparan baginya, niscaya ia akan menjadi tiang untukmu.
Jadilah engkau
hamba sahaya baginya, maka niscaya ia akan menjadi hamba untukmu. Janganlah
engkau meremehkannya, karena niscaya dia akan membencimu dan janganlah menjauh
darinya karena dia akan melupakanmu.
Jika dia mendekat kepadamu maka
dekatkanlah dirimu, dan jika dia menjauhimu maka menjauhlah darinya. Jagalah
hidungnya, pendengarannya, dan matanya. Janganlah ia mencium sesuatu darimu
kecuali wewangian dan janganlah ia melihatmu kecuali engkau dalam keadaan
cantik
Pesan Amamah binti Harits Kepada Anak
Perempuannya Saat Pernikahan.
Amamah bin Harits berpesan kepda anak perempuannya tatkala membawanya kepada calon suaminya, “Wahai anak perempuanku! Bahwasanya jika wasiat ditinggalkan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka aku menjauh darimu. Akan tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi orang yang berakal.
Wahai anak perempuanku! Jika seorang perempuan merasa cukup terhadap
suami lantaran kekayaan kedua orang tuanya dan hajat kedua orang tua kepadanya,
maka aku adalah orang yang paling merasa cukup dari semua itu. Akan tetapi
perempuan diciptakan untuk laki-laki dan laki-lakai diciptakan untuk perempuan.
Oleh karena itu, wahai anak perempuanku! Jagalah sepuluh perkara ini.
Pertama dan kedua : Perlakuan dengan sifat qana’ah dan mu’asyarah
melalui perhatian yang baik dan ta’at, karena pada qan’aah terdapat kebahagiaan
qalbu, dan pada ketaatan terdapat keridhaan Tuhan.
Ketiga dan keempat : Buatlah janji dihadapannya dan
beritrospeksilah dihadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan
jangan sampai ia mencium darimu kecuali wewangian.
Kelima dan keenam : Perhatikanlah waktu makan dan tenangkanlah ia
tatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguan tidur
menjengkelkan.
Ketujuh dan kedelapan : Jagalah harta dan keluarganya. Dikarenakan
kekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dan kekuasaan
dalam keluarga artinya perlakuan yang baik.
Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau sebarluaskan rahasianya,
serta jangan engkau langgar peraturannya. Jika engkau menyebarluaskan
rahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika engkau melanggar
perintahnya berarti engkau merobek dadanya.
Bahwasanya keagungan baginya yang paling besar adalah kemuliaan
yang engkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar baginya
adalah perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau tidak
merasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannya terhadap
keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baik terhadap hal yang
engkau sukai atau yang engkau benci).
Jauhilah menampakkan kebahagiaan
dihadapannya jika ia sedang risau, atau menampakkan kesedihan tatkala ia sedang
gembira.
Tatkala Ibnu Al-Ahwash membawa anak perempuannya kepada amirul
mukminin Ustman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu, dan orang tuanya telah memberinya
nasihat, Ustman berkata, “Pondasi mana saja, bahwasanya engkau mengutamakan
perempuan dari suku Quraisy, karena mereka adalah perempuan yang paling pandai
memakai wewangian daripada engkau. Oleh karena itu perliharalah dua perkataan :
Nikahlah dan pakailah wewangian dengan menggunakan air hingga wangimu seperti
bau yang ditimpa air hujan.
No comments:
Post a Comment