1. Coba ente bayangin bung, bagaimana jadinya
jika di dunia ini tiada charger? | tentu kita akan mengalami 'kegalauan' massal
di saat HP lowbat.
2. Kaum ababil alias ABG labil mendadak stres
tersebab tak bisa upload foto narsis di akun sosmednya | golongan buncis (bunda
cantik pengen eksis) histeris akibat tak dapat melihat tutorial hijab gaul di
kanal yutupnya.
3.
Para politisi pun bisa gagal kampanye pencitraan karena tak bisa lagi
menulis pesan2 yang bertemakan “Aku Indonesia; Aku Pancasila” | apalagi para
pegiat olshop; kerap menuduh pelanggannya pengikut ISIS, karena sering banget
memanggil dengan sapaan "SIS”. 😁
4. Ini era cyber, bung. Demi menjaga
vitalitas nyawa gadget, charger amat dibutuhkan sebagai 'nyawa' cadangan | tak
ada charger maka siap-siap mengadakan ‘tahlilan’ atas wafatnya HP tersayang.
5. Analogi di atas sepertinya cocok utk
posisi para ayah di keluarganya | sang ayah punyai peran sebagai charger bagi
anaknya.
6. Jika jiwa anak bak HP atau gadget, sang
ayah sejatinya mesti jadi charger yang mampu mengisi energi kepada anak dalam
menjalani hari2 yg kian sulit dan melilit.
7. Namun, cukup disayangkan, tatkala banyak
anak tengah lemah batin dan jiwanya | justru pihak lain yang menjadi charger
alias motivator bagi mereka; bukan sang ayah.
8. Anak-anak muda masa kini malah lebih
termotivasi dengan pesan Om Mario Teguh dibandingkan ayahnya sendiri | saat
mereka malas belajar, yang teringat justru pesan2 menggugah om Mario
“sahabat2ku yang super, jika kau bermalas2an hari ini, kelak kau kan tersengal2
sesak di masa tuamu”. Ajiiib.
9. "Charger yg tertukar", itulah
kiranya sebutan yg pantas untuk kondisi saat ini | anak lebih termotivasi
dengan petuah orang lain dibandingkan ayah sendiri.
10. Kondisi ini seharusnya mengajarkan para
ayah agar bisa jadi motivator handal khususnya bagi sang anak di saat mereka
membutuhkan | menjadi charger yang orisinil; bukan KW, bagi jiwa sang anak di
kala lowbat.
11. Sesuatu ini hendaknya jadi pengingat bagi
kita semua bahwa sang ayah ialah sumber setrum utama bagi anaknya | jika anak
malas tak bergairah; bisa jadi karena sang ayah belum dianggap jadi motivator
bagi sang buah hati.
12. Maka ayah, jadilah charger bagi sang buah
hati; kapan pun dan dalam kondisi apapun | meskipun kami tahu, bahwa ayah
punyai cara tersendiri untuk mencintai anak-anaknya dan si buah hati.
0 comments:
Post a Comment